Jatinangor, (WARTA BIRU):
Pembangunan gedung baru DPR RI yang menghabiskan dana sekitar 1,1 Trilyun
menimbulkan penolakan dari sejumlah pihak. Bukan hanya dari masyarakat, tetapi
dari pihak DPR RI sendiri. “ Saya menjadi satu-satunya pimpinan yang menolak
mengenai pembangunan gedung baru DPR RI.” dikatakan oleh Pramono Anung, wakil
ketua DPR RI dalam kuliah umum di Unpad, Jumat (8/4).
Akan
tetapi, semenjak keputusan telah ditetapkan bahwa DPR RI menyetujui pembangunan
gedung baru tersebut, Pramono menyetujui sebagai pimpinan dalam DPR RI. “Saya
menolak pembangunan gedung tersebut, tetapi sejak adanya keputusan mau tidak
mau saya harus menyetujui keputusan tersebut sebagai pimpinan di DPR RI. Akan
tetapi, sejak saat itu juga saya tidak pernah lagi berbicara tentang
pembangunan tersebut.” tambah Pramono.
Penolakan
juga datang dari fraksi PAN dan Gerindra. Padahal, saat sidang paripurna
berlangsung tidak ada penolakan dari fraksi manapun. Hal tersebut menimbulkan
berbagai polemik dari kalangan elite politik. Salah satu adalah adanya anggapan
bahwa kedua fraksi tersebut melakukan politik pencitraan. Politik pencitraan
yang dilakukan kedua fraksi memiliki tujuan mendapat tanggapan positif dari
masyarakat.
Pramono
juga mengatakan bahwa politikus sering mengalami permasalahan, permasalahan
dengan publik dan media. Politikus seharusnya bisa memanfaatkan media massa
yang ada, dan harus bisa menggunakan media. Pramono menjelaskan ada dua media
yang mudah untuk dikenal publik yaitu, media sosial atau media konvergensi dan
media massa, karena dalam kehidupannya, politikus tidak mungkin hidup tanpa
media. Seperti contoh pada politik Amerika, Obama menang karena kekuatan media
sosial.
Jumat
(8/4), Pramono Anung memberikan kuliah umum bertempat di Ruang Moestopo Gedung
IV , Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dan dengan
tema “Membangun Komunikasi Politik Yang Efektif Di Indonesia”. Kuliah berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 11.00. dalam kuliah
tersebut, Pramono menjelaskan komunikasi politik belum mampu memberikan dialog
komunikasi antara golongan elite dengan masyarakat. Pramono juga mengatakan, saat ini politisi
harus mempunyai pencitraan yang baik.
Komentar
Posting Komentar