Langsung ke konten utama

Pendidikan Jurnalisme

Jurnalistik sudah ada sejak dahulu, dan saat ini mengalami berkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan media. Dimulai dari munculnya koran, terus berkembang menjadi radio, televisi, dan yang terakhir adalah internet (on-line). Jurnalistik dan media memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan.

Untuk menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas dan pantas untuk dinikmati oleh masyarakat melalui media, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang ini. Sumber daya manusia yang mendapatkan bekal dari pendidikan jurnalisme.

Tetapi pertanyaan adalah: Seberapa penting Pendidikan Jurnalisme sehingga harus mendapat perhatian? Bagaimana Pendidikan Jurnalisme yang ideal untuk Indonesia?

Jurnalistik adalah kebutuhan. Masyarakat setiap hari pasti menikmati hasil dari produk jurnalistik, entah itu koran, siaran di radio, ataupun tayangan di televisi. Harus ada standar sehingga pendidikan tersebut bisa berjalan dengan selaras dan menghasilkan SDM-SDM yang berkualitas.

Saat ini, sudah banyak universitas yang menyediakan jurusan jurnalistik. Setiap universitas tentulah memiliki kurikulum yang berbeda. Dalam kurikulum terdapat mata kuliah – mata kuliah yang harus dijalani mahasiswa jurusan jurnalistik, agar ketika lulus sudah memenuhi standar dan layak untuk bekerja di media.

Sebenarnya ketike berbicara mengenai jurnalistik, pasti kata pertama yang sering terpikirkan banyak orang adalah wartawan. Memang mengenyam pendidikan jenjang strata satu jurusan jurnalistik tidak mengharuskan lulusannya menjadi jurnalis atau wartawan. Tetapi ketika mengenyam pendidikan di jurnalistik, mahasiswa dituntut untuk menjadi jurnalis dan wartawan yang memiliki etika, tau hukum, dan segala kompetensi lainnya yang harus ia pelajari.

Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran misalnya, mahasiswa diperbolehkan memilih jurusan ketika masuk semester ketiga. Satu tahun pertama, mahasiswa mempelajari komunikasi, segala bentuk dan jenis komunikasi. Tahun kedua baru dimulai sebagai mahasiswa jurusan Jurnalistik yang mendapat mata kuliah yang berkaitan dengan dunia jurnalistik.

Semester tiga hingga semester tujuh diberikan materi-materi dunia jurnalistik dan praktek, dari mulai teori-teori, penulisan berita dan produksi jurnalisme cetak, radio, dan televisi. Dengan kurikulum yang telas disusun secara demikian. Diharapkan lulusan jurnalistik ini memiliki kompetensi yang telah dibuat standarnya, hal ini dilihat dari buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ilmu Komunikasi, Unpad.

Pedoman tersebut mengatakan bahwa lulusan jurnalistik diharapkan memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja dan bekarya dengan bidang ilmu yang telah diperoleh. Diharapkan juga memperdalam ilmu yang dimiliki. Secara kemampuan, diharapkan bisa menjadi agen perubahan, menghimpun kebutuhan masyrakat, dan mencari akses informasi yang berguna untuk orang banyak.

Skill yang diharapkan pun sudah disusun oleh jurusan, dari mulai manajerial, memiliki lima hal penting ketika praktik media cetak dan elektronik, nose of news, news gathering, news writing, news presenting, dan news evaluating. Bukan hanya itu, diharapkan lulusan bisa memiliki perilaku seperti rasa ingin tahu yang benar, berkripadian, mental dan fisik yang baik, integritas, indra yang tajam, jujur dan dapat dipercaya, berani, tahan uji, cermat dan cepat, imajinatif dan kreatif, optimis, inisiatif, mampu beradaptasi dan yang terakhir adalah humoris. Dengan tekanan pekerjaan sebagai jurnalis atau wartawan yang sangan besar, humoris akan membuat hidup menjadi lebih rileks.

Standar tadi mencakup standar perilaku, kemampuan, dan skill. Sedangkan lulusan juga harus dibekali dengan pengetahuan, pengetahuan dalam bidang jurnalistik yang meliputi: penulisan berita cetak dan elektronik, feature cetak, televisi, dan radio, tajuk rencana, artikel, wawancara cetak, jurnalisme radio, jurnalisme televisi, dan jurnalisme cetak. Pengetahuan dalam bidang penelitian, dan pengetahuan dengan ilmu yang berkaitan.

Dengan semua bekal ini, apakah pendidikan jurnalistik seperti ini yang ideal di Indonesia? Dasar-dasar seperti yang sudah dijabarkan tentu diperlukan, tetapi dibutuhkan juga yang lain, mencakup media saat ini yang terus berkembang semakin pesat.

Pengetahuan mengenai media online, karakteristiknya seperti apa. Selain itu, lulusan juga bisa dipersiapkan untuk menjadi lulusan yang siap untuk menjadi jurnalis internasional. Hal ini tentu bahasa akan menjadi kendala utama. Akan lebih baik apabila, pembelajaran bahasa asing lebih diperhatikan.

Bukan hanya itu, mahasiswa perlu dibina dan diperlihatkan bahaya seorang jurnalis, bagaimana cara menghadapinya? Memilih antara nyawa dan berita mana yang harus diutamakan? Hal seperti ini yang terkadang terlupakan untuk diajarkan. Jika Semua elemen bersatu, tentu akan mencetak lulusan yang kompeten dalam jurnalistik, dan bisa menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas

Komentar

  1. nah ini nih kak. saya ingin sekali masuk jurusan jurnalis. tapi saya sekarang di sma berjurusan ipa. apa bisa? saya juga merasa kurang PD dalam berinteraksi dengan orang banyak. bagaimana cara mengatasinya? makasi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Crayon’ Craft & co : Bisnis yang Memberikan Nilai Lebih

Bermula dari toko kecil di sebuah mal di Bandung pada tahun 1995, hingga saat ini Crayon’s Craft & co sudah berkembang pesat dan berpindah menjadi toko sendiri di Jalan Aceh no 15. Dahulu Crayon’s hanya sebuah toko yang menjual aksesoris, tas dan lain-lainnya, tetapi saat ini Crayon’s lebiih fokus kepada perlengkapan dan peralatan kerajinan tangan, selain membeli bahan-bahan, juga bisa kursus berbagai kerajinan tangan. Crayon’s Craft & co dimiliki oleh seorang wanita bernama Yoyong, ia yang mendirikan Crayon’s dari sebuah toko kecil hingga besar dan dapat banyak mendapat penghargaan seperti sekarang. Yoyong sendiri pernah mendapatkan piagam MURI sebagai pemrakarsa dan pembuat miniatur tempat penjualan makanan khas Indonesia terbanyak (40buah). Apa yang dimaksud dari miniatur tempat penjualan makanan? Crayon’s Craft & Co ini membuat miniatur-miniatur gerobak penjual makanan, toko-toko, warung dan lain sebagainya. Dan isi dari miniatur itu sendiri terbuat dari clay, dan dibua...

MAKRAB, UNTUK APA?

Malam keakraban atau yang lebih dikenal dengan nama makrab, mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di setiap kampus mengadakan makrab, dengan gaya dan cara yang khas dan berbeda-beda. melihat nama makrab itu sendiri, tentu sudah terbayang apa tujuan dari dilaksanakannya acara ini. Tetapi, pada praktiknya, apakah makrab ini dirasa sudah cukup efektif untuk mendekatkan dan mengakrabkan tiap angkatan? Atau malah cenderung terbebani dengan segala sesutu yang harus diurus dalam persiapan makrab itu sendiri? Mengambil contoh dari tiga universitas di Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Parahyangan. Tiga universitas ini, beberapa jurusannya selalu rutin mengadakan makrab. Misalnya, Akuntansi Universitas Parahyangan dengan nama TNT, thirdteen night akuntansi. “Disebut thirdteen soalnya, NPM jurusan akuntasi di Unpar no 13.” ujar Willy, salah satu mahasiswa akuntansi Unpar. Berbeda universitas berbeda pula nama dan konsep, seperti makrab jurusan ...

Pramono Anung: “Saya Menolak Pembangunan Gedung Baru DPR RI”

Jatinangor, (WARTA BIRU) : Pembangunan gedung baru DPR RI yang menghabiskan dana sekitar 1,1 Trilyun menimbulkan penolakan dari sejumlah pihak. Bukan hanya dari masyarakat, tetapi dari pihak DPR RI sendiri. “ Saya menjadi satu-satunya pimpinan yang menolak mengenai pembangunan gedung baru DPR RI.” dikatakan oleh Pramono Anung, wakil ketua DPR RI dalam kuliah umum di Unpad, Jumat (8/4). Akan tetapi, semenjak keputusan telah ditetapkan bahwa DPR RI menyetujui pembangunan gedung baru tersebut, Pramono menyetujui sebagai pimpinan dalam DPR RI. “Saya menolak pembangunan gedung tersebut, tetapi sejak adanya keputusan mau tidak mau saya harus menyetujui keputusan tersebut sebagai pimpinan di DPR RI. Akan tetapi, sejak saat itu juga saya tidak pernah lagi berbicara tentang pembangunan tersebut.” tambah Pramono. Penolakan juga datang dari fraksi PAN dan Gerindra. Padahal, saat sidang paripurna berlangsung tidak ada penolakan dari fraksi manapun. Hal tersebut menimbulkan berbagai polemik...