Langsung ke konten utama

MAKRAB, UNTUK APA?

Malam keakraban atau yang lebih dikenal dengan nama makrab, mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di setiap kampus mengadakan makrab, dengan gaya dan cara yang khas dan berbeda-beda. melihat nama makrab itu sendiri, tentu sudah terbayang apa tujuan dari dilaksanakannya acara ini. Tetapi, pada praktiknya, apakah makrab ini dirasa sudah cukup efektif untuk mendekatkan dan mengakrabkan tiap angkatan? Atau malah cenderung terbebani dengan segala sesutu yang harus diurus dalam persiapan makrab itu sendiri?

Mengambil contoh dari tiga universitas di Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Parahyangan. Tiga universitas ini, beberapa jurusannya selalu rutin mengadakan makrab. Misalnya, Akuntansi Universitas Parahyangan dengan nama TNT, thirdteen night akuntansi. “Disebut thirdteen soalnya, NPM jurusan akuntasi di Unpar no 13.” ujar Willy, salah satu mahasiswa akuntansi Unpar. Berbeda universitas berbeda pula nama dan konsep, seperti makrab jurusan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran, bernama Dumar. “Makrab ini akan dilaksanakan tanggal dua belas maret, karena itu, diambil nama Dumar, dan juga berisi pameran seni” menurut Jovita, salah satu panitia Dumar.

Selain perbedaan nama, beberapa makrab di universitas-universitas ini juga memiliki konsep yang berbeda-beda, seperti Makma yang diadakan oleh mahasiswa jurusan manajemen Universitas Parahyangan. Acara ini berlangsung dengan panggung dan pengisi acara, dan bahkan mengundang bintang tamu dan terbuka untuk umum. Lain dengan makrab yang diadakan oleh fakultas SITH ITB, “Makrab SITH diadain hanya untuk mahasiswa SITH, dan acara ini diadainnya di kampus. Pengisi acara hanya dari mahasiswa per angkatan atau lintas angkatan” Kata Cinthya, salah satu mahasiswa SITH.

Berbagai macam kegiatan yang dilakukan di dalam makrab, dari mulai panggung yang berisi artis ibukota, hingga yang hanya diisi dari mahasiswa internal itu sendiri. Tetapi dengan kegiatan tersebut, apakah tujuan utama dari makrab dapat terlaksana? “Keakraban nya kerasa, jadi kenal sama angkatan atas, sama satu angkatan juga jadi semakin kompak. Walaupun acaranya dibuka untuk umum, tapi proses pembuatannya kan ada sharing juga sama angkatan atas, itu yang buat jadi kenal dan akrab.” Kata Zico, mahasiswa manajemen Unpar. Beberapa pendapat lainnya juga mengatakan hal serupa seperti, “Sejak acara makrab SITH, dari yang awalnya ga tau, sekarang kalo papasan di jalan pada nyapa.” Kata Cinthya.

Melihat berapa pengalaman yang dirasakan mahasiswa ketika makrab, tentu tujuan makrab itu sendiri berhasil dan memang tidak sia-sia dalam pembuatanya, karena dari situ jugalah kebersamaan dan keakraban bisa didapat.

Agnes Savithri

Yohanna Reisya

Mahesa Bismo


posting ini sudah dipublikasi di http://citizenmagz.com/2011/02/26/makrab-untuk-apa/
26 februari 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Crayon’ Craft & co : Bisnis yang Memberikan Nilai Lebih

Bermula dari toko kecil di sebuah mal di Bandung pada tahun 1995, hingga saat ini Crayon’s Craft & co sudah berkembang pesat dan berpindah menjadi toko sendiri di Jalan Aceh no 15. Dahulu Crayon’s hanya sebuah toko yang menjual aksesoris, tas dan lain-lainnya, tetapi saat ini Crayon’s lebiih fokus kepada perlengkapan dan peralatan kerajinan tangan, selain membeli bahan-bahan, juga bisa kursus berbagai kerajinan tangan. Crayon’s Craft & co dimiliki oleh seorang wanita bernama Yoyong, ia yang mendirikan Crayon’s dari sebuah toko kecil hingga besar dan dapat banyak mendapat penghargaan seperti sekarang. Yoyong sendiri pernah mendapatkan piagam MURI sebagai pemrakarsa dan pembuat miniatur tempat penjualan makanan khas Indonesia terbanyak (40buah). Apa yang dimaksud dari miniatur tempat penjualan makanan? Crayon’s Craft & Co ini membuat miniatur-miniatur gerobak penjual makanan, toko-toko, warung dan lain sebagainya. Dan isi dari miniatur itu sendiri terbuat dari clay, dan dibua...

Pramono Anung: “Saya Menolak Pembangunan Gedung Baru DPR RI”

Jatinangor, (WARTA BIRU) : Pembangunan gedung baru DPR RI yang menghabiskan dana sekitar 1,1 Trilyun menimbulkan penolakan dari sejumlah pihak. Bukan hanya dari masyarakat, tetapi dari pihak DPR RI sendiri. “ Saya menjadi satu-satunya pimpinan yang menolak mengenai pembangunan gedung baru DPR RI.” dikatakan oleh Pramono Anung, wakil ketua DPR RI dalam kuliah umum di Unpad, Jumat (8/4). Akan tetapi, semenjak keputusan telah ditetapkan bahwa DPR RI menyetujui pembangunan gedung baru tersebut, Pramono menyetujui sebagai pimpinan dalam DPR RI. “Saya menolak pembangunan gedung tersebut, tetapi sejak adanya keputusan mau tidak mau saya harus menyetujui keputusan tersebut sebagai pimpinan di DPR RI. Akan tetapi, sejak saat itu juga saya tidak pernah lagi berbicara tentang pembangunan tersebut.” tambah Pramono. Penolakan juga datang dari fraksi PAN dan Gerindra. Padahal, saat sidang paripurna berlangsung tidak ada penolakan dari fraksi manapun. Hal tersebut menimbulkan berbagai polemik...